Memang
mudah bicara tetapi ketika melakukan akan sulit jika tak ada niat sungguh.
Secara
teori memang mudah tetapi hati begitu berat.
Jika
ada perbedaan antara logika dan perasaan dalam suatu perkara maka tidak mudah.
Begitulah
beberapa kata yang sering terdengar, yang sebenarnya memiliki arti sama.
Baru-baru
ini saja mencoba mengamati peristiwa yang terjadi disekitar dalam berkaca tidak
sendiri. Ternyata ada saja insan tetap di uji yaa sesuai kemampuannya. Kali ini
tentang cinta.
Sesungguhnya meja dan kursi adalah sepasang perabot (spesifik diruang
makan) yang akan bermanfaat jika digunakan bersamaan bukan??. Tetapi ketika
meja memutuskan untuk berdiri sendiri sebagai tempat meletakkan makanan atau
kebutuhan yang lainnya, sedangkan kursi berpindah posisi berada didepan ruang
keluarga atau bahkan diruang tamu.
Bisa saja jawabnya dan sah-sah juga untuk
dilakukan. Tetapi apakah tidak terlihat mencolok dan tidak serasi ketika ada
sepasang mata yang melihatnya. Hahh entahlah.
Mengatur perabot agar terlihat serasi saja sudah
menimbulkan perbedaan antara selera dan seharusnya.
Apalagi untuk menyelaraskan dan
menserasikan 2 karakter, 2 sifat, 2 jenis, 2 perilaku, 2 pemikiran, 2 perasaan,
2 jiwa, 2 lingkungan dan 2 jejak. Ini agaknya yang menjadi inti dari kebersamaan.
Jika 1 sisi melambangkan api, 1 sisi yang lain seharusnya melambangkan air
sehingga mampu memadamkan amarah dan bijaksana. Jika 1 sisi bergemuruh maka 1
sisi lainnya tenang sehingga mampu meredamkan gejolak. Jika 1 sisi berkeyakinan
satu, 1 sisi yang lainnya berkeyakinan tunggal maka tentu tidak terjadi
keserasian. Jika 1 sisi bertujuan bersungguh, 1 sisi lainnya berfikir
ketidakpercayaan maka dapat dipastikan sering terjadi perselisihan atau
perdebatan yang sebenarnya tidak perlu untuk terjadi.
Terkadang apa yang diinginkan
memanglah tak selalu dapat diwujudkan. Untuk itu perlu berlatih tentang
keikhlasan. Keikhlasan seperti apa yang dimaksud?? Memaknai kata itu tergantung
pada pribadi yang sedang mengalami tekanan dalam hubungan, tekanan dalam perekonomian,
tekanan dalam keyakinan, tekanan dalam kebahagiaan dan lainnya. Tunggu dulu!!!
Tekanan dalam kebahagiaan?? Apa maksutnya?? Dalam tubuh ada 2 unsur yaitu jiwa
dan raga atau lebih dikenal rohani dan jasmani. Ternyata keduanya saling
berhubungan. Kata dokter yang kemarin aku temui “ketika jiwa merasa lelah tertekan maka raga juga akan berpengaruh
merasakan sakit”. Hmm sebenarnya
sudah mengetahui sebab dan akibat dari perilaku tersebut. Lagi lagi ke-ego-an
dalam diri manusia yang tidak mampu berdamai dengan keadaan dan cenderung
memaksa agar keinginannya selalu dapat diwujudkan. Boleh boleh saja itu untuk
dilakukan tetapi jangan mengubah logika dan keyakinan yang sejati. Ribett yaa??
Hee aku juga.
Heyy kamu.. iya kamu sekarang
kita mulai ya bertukar cerita. Ini tentang keyakinan pada hati dan nafsu yaa.
Eeiits apa maksutmu nafsu? Tunggu dulu kita menggambarkannya pada keinginan.
Kemarin kamu merasa gelisah kan? Kok
kamu tahu. Iyaa aku dapat merasakannya karena kita sahabat meskipun sering
berantem. Heee
Sebisa mungkin jangan
mengorbankan apapun ya dengan keyakinanmu. Jangan sampai kita mengatasnamakan
ingin kebahagiaan lantas melepas apa yang telah kita yakini. DIA mengetahui,
DIA selalu melihat, DIA maha cinta, DIA maha segalanya. Ingat belum tentu apa
yang sangat kita sukai itu baik bagi kita dan belum tentu apa yang kita benci
itu tidak baik bagi kita. Jika DIA berkata terjadilah maka terjadi dan sebagai
hambanya mau tidak mau, suka tidak suka kita harus mengikutinya bukan?? Iyaa J
Tetetapi aku ingin bersamanya.
Iyaa aku tahu perasaanmu, akupun sering mempertanyakan ini pada DIA tentang
kejelasan dan kepastian ini. Lama-lama tanpa kejelasanpun membuat hati sesak
dan bertanya-tanya apakah? iya Apakah? Tidak. Entahlahh.. Kini yang bisa
dilakukan hanya berdoa, berdoa dan berdoa. Menantikan petunjuk hidup yang
terbaik dari Yang Maha Kuasa.
Semoga disegerakan mendapatkan
petunjuk itu. Aamiin :’(
010215,, 13.35
Teori
mudah,,dilakukan sulit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar