Senin, 20 April 2015

Tertahankan

Memang mudah bicara tetapi ketika melakukan akan sulit jika tak ada niat sungguh.
Secara teori memang mudah tetapi hati begitu berat.
Jika ada perbedaan antara logika dan perasaan dalam suatu perkara maka tidak mudah.
Begitulah beberapa kata yang sering terdengar, yang sebenarnya memiliki arti sama.
            Baru-baru ini saja mencoba mengamati peristiwa yang terjadi disekitar dalam berkaca tidak sendiri. Ternyata ada saja insan tetap di uji yaa sesuai kemampuannya. Kali ini tentang cinta.
Sesungguhnya meja dan kursi  adalah sepasang perabot (spesifik diruang makan) yang akan bermanfaat jika digunakan bersamaan bukan??. Tetapi ketika meja memutuskan untuk berdiri sendiri sebagai tempat meletakkan makanan atau kebutuhan yang lainnya, sedangkan kursi berpindah posisi berada didepan ruang keluarga atau bahkan diruang tamu.
Bisa saja jawabnya dan sah-sah juga untuk dilakukan. Tetapi apakah tidak terlihat mencolok dan tidak serasi ketika ada sepasang mata yang melihatnya. Hahh entahlah.
Mengatur perabot agar terlihat serasi saja sudah menimbulkan perbedaan antara selera dan seharusnya.
Apalagi untuk menyelaraskan dan menserasikan 2 karakter, 2 sifat, 2 jenis, 2 perilaku, 2 pemikiran, 2 perasaan, 2 jiwa, 2 lingkungan dan 2 jejak. Ini agaknya yang menjadi inti dari kebersamaan. Jika 1 sisi melambangkan api, 1 sisi yang lain seharusnya melambangkan air sehingga mampu memadamkan amarah dan bijaksana. Jika 1 sisi bergemuruh maka 1 sisi lainnya tenang sehingga mampu meredamkan gejolak. Jika 1 sisi berkeyakinan satu, 1 sisi yang lainnya berkeyakinan tunggal maka tentu tidak terjadi keserasian. Jika 1 sisi bertujuan bersungguh, 1 sisi lainnya berfikir ketidakpercayaan maka dapat dipastikan sering terjadi perselisihan atau perdebatan yang sebenarnya tidak perlu untuk terjadi.
Terkadang apa yang diinginkan memanglah tak selalu dapat diwujudkan. Untuk itu perlu berlatih tentang keikhlasan. Keikhlasan seperti apa yang dimaksud?? Memaknai kata itu tergantung pada pribadi yang sedang mengalami tekanan dalam hubungan, tekanan dalam perekonomian, tekanan dalam keyakinan, tekanan dalam kebahagiaan dan lainnya. Tunggu dulu!!! Tekanan dalam kebahagiaan?? Apa maksutnya?? Dalam tubuh ada 2 unsur yaitu jiwa dan raga atau lebih dikenal  rohani dan jasmani. Ternyata keduanya saling berhubungan. Kata dokter yang kemarin aku temui “ketika jiwa merasa lelah tertekan maka raga juga akan berpengaruh merasakan sakit”. Hmm sebenarnya sudah mengetahui sebab dan akibat dari perilaku tersebut. Lagi lagi ke-ego-an dalam diri manusia yang tidak mampu berdamai dengan keadaan dan cenderung memaksa agar keinginannya selalu dapat diwujudkan. Boleh boleh saja itu untuk dilakukan tetapi jangan mengubah logika dan keyakinan yang sejati. Ribett yaa?? Hee aku juga.
Heyy kamu.. iya kamu sekarang kita mulai ya bertukar cerita. Ini tentang keyakinan pada hati dan nafsu yaa. Eeiits apa maksutmu nafsu? Tunggu dulu kita menggambarkannya pada keinginan. Kemarin kamu merasa gelisah kan? Kok kamu tahu. Iyaa aku dapat merasakannya karena kita sahabat meskipun sering berantem. Heee
Sebisa mungkin jangan mengorbankan apapun ya dengan keyakinanmu. Jangan sampai kita mengatasnamakan ingin kebahagiaan lantas melepas apa yang telah kita yakini. DIA mengetahui, DIA selalu melihat, DIA maha cinta, DIA maha segalanya. Ingat belum tentu apa yang sangat kita sukai itu baik bagi kita dan belum tentu apa yang kita benci itu tidak baik bagi kita. Jika DIA berkata terjadilah maka terjadi dan sebagai hambanya mau tidak mau, suka tidak suka kita harus mengikutinya bukan?? Iyaa J
Tetetapi aku ingin bersamanya. Iyaa aku tahu perasaanmu, akupun sering mempertanyakan ini pada DIA tentang kejelasan dan kepastian ini. Lama-lama tanpa kejelasanpun membuat hati sesak dan bertanya-tanya apakah? iya Apakah? Tidak. Entahlahh.. Kini yang bisa dilakukan hanya berdoa, berdoa dan berdoa. Menantikan petunjuk hidup yang terbaik dari Yang Maha Kuasa.
Semoga disegerakan mendapatkan petunjuk itu. Aamiin :’(

010215,, 13.35

Teori mudah,,dilakukan sulit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar