Senin, 20 April 2015

-_-

            Ketika raga terus mencoba menggenggam rasa memiliki
            Berkejaran tanya akan kebenaran dan kepastian
            Menutup mata ketika kedukaan dan luka kembali dihadirkan
            Namun seketikanya menyelinap kebahagiaan yang tlah mampu dihadirkan disini
Jiwa seakan mati memperteguh batas yang diyakini
Raga hanya tunduk tak mampu mengendalikan nafsu
Yaa…sejatinya hidup memang perlu menyadari
Bukan sadar saja namun perlu berlaku membaikkan kalbu
            Kesekian dari kesekian kali mencoba menarik garis lurus
            Tetap tak mampu dilakui jika adanya mata yang memandang
            Pandangan yang mematikan, pandangan yang meracuni dan pandangan yang menghancurkan
            Bibir bermanis menawarkan 1 janji berselimutkan kehitaman
Kenapa harus?? Perlu memenuhi nafsu itu??
Karena keinginan yang terbenam ketika hanya jiwa yang bersuara
Menghentikan suara sesaat, tiada berapa lama kembali terhanyut
Cukup….semua sudah cukup dirasai di jalan ini,, jalanan bertepikan jurang
            Senyap….sunyi….hening….sepi…..tiada perbincangan
Halooo……hati masihkah bernurani? Aku bertanya purnama mengapa kamu menyakiti bintang. Tidak….kamu masih sama selalu menuduh aku yang melakukan.
Apakah kamu tidak ingat kebaikannya? Ketulusannya?
Emmm….ingatlah mana bisa lupa. Lalu apa yang kamu lakukan sekarang?
“Berfikirlah mata memandang mengantarkan selimut hitam, jiwa bersuara menginginkan batas terhenti menyambut kedamaian”. Apa maksutmu?
Kamu mengetahuinya bintang berkata dan purnama berlaku.
Memang masih yaa? Bukankah keduanya tlah sama berjanji selalu berdamai? Jawabnya TIDAK karena masih sering terlupa dengan ke-ego-an.
Perjalanan melintasi ataupun mengiringi bukanlah perkara mudah purnama. Tetapi perlu kamu ketahui jika kesungguhan berdamai mampu mengindahkan angkasa.
Meski janji itu diingkari yaa? Iyaa…meski janji itu palsu yaa? Iyaa. Hahh sudah bosan.
Bicara apa kamu?
Cukup…berdiamlah dan bekukan bara ke-ego-an itu.
Beradalah dalam sunyi yang memutar ingatan pada pertama sehingga kini.
Saksikan rekaman kedukaan dan kebahagiaan yang mengiringi dalam melengkapi semesta.
Tapiiiiii sayangnya rekaman itu takkan bisa membawa waktu menjadi baik. Kenapa?? Sudah terlalu sering terluka. Sudahlah….ini memang sudah tak bisa dilanjutkan, purnama dan bintang memang berbeda tapi sama untuk melengkapi semesta.
Sekali ini berikan kesempatan. Sudahlah jangan bermohon. Sudah habis kesempatan itu. ‘Jika tidak bisa hidup dimasa sekarang untuk apa kamu hidup? M**i sajalah kamu.’ Sudah muakk aku dengan ocehan itu. Ucapan yang sama tuduhan yang sama mindset  yang sama. Tak ada guna percaya.
Jadi mulai detik ini semuanya sudah bisa menghentikan kebosan an. Byee….
130115,, 19.38
Menghentikan bosan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar