Berbicara depan cermin yang
tak tercermin
Bisakah merangkai kata
menjelaskan?
Ingatan sekejap berlari pada
masa silam
Pemimpin, tauladan,
senantiasa pada kebaikan
Pantaskah dirindukan dihadirkan masa ini?
Bukan saat ini namun selamanya sampai nafas dihentikan
Harus dengan cara apa, bagaimana untuk berbicara
Menyentuh bayangan cermin dirasa sulit dilakukan
Hanya DIA yang mampu
memboolak balikkan hati
Dalam mimpi pernah terlihat
bayangan putih itu
Senantiasa menuntun pada
jalan kebaikan
Tiada pernah terfikir tunduk
pada angkara murka
Sadiskah anggapan ditujukan alam
Tentang pertentangan nurani yang selalu diabaikan
Nafsu, amarah, keangkuhan menyelinap diam diam
Tiada tersadarkah atau berpura pura menikmati neraka
Neraka dihati panas merasuk
tak mampu dikendalikan
Pada siapa bertanya? Hati
nurani terkunci nikmat
Terbelenggu masa tiada
bersuara membuktikannya
Melupakan syukur pada nafas
yang setiap saat dihentikanNYA
Didunia ya didunia mana lagi nikmat yang dicari
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Bukankah telah lamaaa mata ini melihat warna warni dunia
Bibir berbicara, telinga mendengar dan nafas berhembus
tanpa membayar
Tidakkah tertampar mengingati
kemurahanNYA
Akan membalas apa? Berlaku
baikkah, berniat baikkah
Semoga masih ada waktu
berbincang, nurani berdamai
Percayakan padaNYA Yang Maha
Cinta
Ternoda
hati
220315,,
19.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar