Senin, 20 April 2015

Tiba Masa

 Bagaimana harus pergi?
Menjadi tanya yang sering mengusik nurani
Meski tiada terduga sering melupa dan berhina
Dalam kepalsuan serta ketidakpastian niatan
            Sampai kapan dan kapan ini benar terhenti?
            Seakan tak kuasa menguasai nafsu diri
            Sekian masa menanti kepastian dalam tanya
            Sudah cukup menjadi keinginan menyudahi kehitaman
Namun seakan tiada mampu berbicara menolak masa
Memang harus memenuhi dan berlaku menyetujui ini
Sesampainya hanya penyesalan semu yang sering datang
Seusainya mampu berlaku kembali, jika tiada kuasa berhenti
            Masih memiliki masa berlama-lamakah? Tidak yakin
            Kabut yang sering menyelimuti hati membekukan nurani seketikanya
            Mengapa mudah mengalir dan berarah dalam menusuk duri
            Tiada mampu menjawab hanya diri dan keyakinan menuju sanubari
Berlaku baik berbicara baik kembali baik dalam keadaan baik
Belum mampu berlaku pada diri hina ini
Teringat sekejap terlupa setibanya, sungguh banyak goda menujunya
Ingin berhenti menghentikan detik amarah kehitaman
            Kepastian pada takdir kembali masih dipertanyakan padaNYA
            Kepastian kebahagiaan hidup masih diupayakan dan memohon padaNYA
            Kehinaan pada diri masih ditutupiNYA tiada perlu diri memandang indah
            Kembali padaNYA tiada perlu dipertanyakan lagi ini adalah pasti
Ya Illahi cukupkanlah waktu diri mempersiapkan bekal kebaikan
Membahagiakan orang tua tercinta cukupkanlah waktu hamba
Memohon ampun dan menyerahkan kepasrahan padaMU cukupkanlah waktu hamba
Berbahagia dikehidupan ini dan kehidupan nanti kembali padaMU dengan kebaikan
190415,, 14.22

Tiada lelah bermohon padaNYA

Kembali Hening

Hari ini DIA kembali membuktikan kuasaNYA
Dalam satu waktu seketikanya DIA ambil masa berlaku nafas didunia
Tiada dapat menentukan kapan, dimana dan dalam keadaan apa kembali
Mencoba memaknai ini sebagai tanda ketidak mampuan diri
            Menatap diri pada kaca jika ini adalah kepastian yang berlaku
            Tiada perlu dikhawatirkan ketika datang menghampiri
            Disetiap nafas yang diijinkan berhembus tanpa berbayar
            Akan tiba masa nafas ini kembali pada pemilikNYA yang sejati
Entah kapan, dimana dan dalam keadaan apa akhirnya
Mendoa semoga kembali diakhirnya khusnul khotimah
Memohon maaf bagi setiap insan yang pernah tersakiti sengaja ataupun tidak
Semoga masih diberikan masa membahagiakan ibu dan ayah
            Ternyata yang dekat bagi diri bukan siapa dan apa
            Melainkan kepastian akan kematian yang sejati
            Merasakan kehilangan orang tercinta menjadi penyesalan
            Ketika disisa waktu yang diberikanNYA tiada mampu bersamanya
Entah ini menjadi tamparan ataukah cambuk bagi diri yang berdosa
Untuk segera beranjak pergi dari ketidakbaikan masa lalu ini sekarang
Berharap bukan kata tanpa makna yang sering tergoda hina, bersungguhanlah
Memang harus memaksa baik, semula tiada biasa menolak nestapa dusta
            Ya Illahi kuatkan insan memijak duri ataukah bara menuju cahayaMU
            Masa ini berlaku diam diam, bersiap jika masa terhenti diam diam
            Semoga kekuatan dariMU mampu menguatkan insan hina
            Meski terlihat bersendirian, sejatinya cahayaMU tiada meninggalkan
Ketika takdir terhenti, yang disayangi
kembali pada yang sejati
Cinta dihati bagai tiada berarti lagi

270315,, 22.12

Noda Hati

Berbicara depan cermin yang tak tercermin
Bisakah merangkai kata menjelaskan?
Ingatan sekejap berlari pada masa silam
Pemimpin, tauladan, senantiasa pada kebaikan
            Pantaskah dirindukan dihadirkan masa ini?
            Bukan saat ini namun selamanya sampai nafas dihentikan
            Harus dengan cara apa, bagaimana untuk berbicara
            Menyentuh bayangan cermin dirasa sulit dilakukan
Hanya DIA yang mampu memboolak balikkan hati
Dalam mimpi pernah terlihat bayangan putih itu
Senantiasa menuntun pada jalan kebaikan
Tiada pernah terfikir tunduk pada angkara murka
            Sadiskah anggapan ditujukan alam
            Tentang pertentangan nurani yang selalu diabaikan
            Nafsu, amarah, keangkuhan menyelinap diam diam
            Tiada tersadarkah atau berpura pura menikmati neraka
Neraka dihati panas merasuk tak mampu dikendalikan
Pada siapa bertanya? Hati nurani terkunci nikmat
Terbelenggu masa tiada bersuara membuktikannya
Melupakan syukur pada nafas yang setiap saat dihentikanNYA
            Didunia ya didunia mana lagi nikmat yang dicari
            Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
            Bukankah telah lamaaa mata ini melihat warna warni dunia
            Bibir berbicara, telinga mendengar dan nafas berhembus tanpa membayar
Tidakkah tertampar mengingati kemurahanNYA
Akan membalas apa? Berlaku baikkah, berniat baikkah
Semoga masih ada waktu berbincang, nurani berdamai
Percayakan padaNYA Yang Maha Cinta
Ternoda hati
220315,, 19.10


BerhentilahDusta

Menyaksi gerhana ditengah hujan
Apakah mungkin terjadi?
Apapun bisa terjadi jika DIA menghendaki
Warna biru bisa menghijau ataupun sebaliknya
            Tiada yang mustahil bagiNYA
            Jika noda yang menghitam sekejap terbuang
            Tanpa rasa dan logika menggenggam nafsu amarah
            Menunjukkan warna dari sebenarnya warna
Keberbalikan arah berakibat buta seketikanya
Melenyapkan janji bermuka tiada berwujud
Salah purnama membisu tanpa bicara angkasa
Setiap langkah yang bermula tanpa diketahui
            Rahsia dibalik selimut kelabu awan langit
            Tiba masa berduka tiada perlu membawa nestapa
            Pada pelita hidup ayah ibu tercinta
            Menunjukkan senyuman menutupi lara
Tiada bisa berbicara tiada bisa bermaaf
Hanya mohon kasihNYA untuk menguatkan
Berfikir sendiri bagaikan berada di alam nanti
Mencari petunjuk dan kekuatan dariMU Illahi
050315,,21.02
Bermaaf tiada semudah bermaaf
Menipu rahsia tiada mudah dihilangkan
Tersadar khilaf semoga tiada dilakui kembali
Dalam nafas yang masih hina ternodai


BicaraTanpaSuara

Berbicara tanpa suara
Apakah bisa?
Jawabnya iya, itu mampu berlaku
Jika keterikatan batin tiada membisu
            Lalu bagaimana jika tertipu logika
            Itu sebab berlebihan dalam mengenggam
            Ini belum lagi menjadi hak kepemilikan
            Istilah kata DIA belum memastikan benar
Berhati-hati masih dan sangat perlu dilakukan
Ketidakbaikan masih sering berlaku didunia ini
Memakan daging saudara sendiri tak malu dilakukan
Namun  ini hanya sebuah ibarat yang perlu dimaknai
            Bukan milik yang perlu digenggami erat
            Memperkuat logika dengan beriring mendoa
            Melepas rasa tiada sekilas diberlakukan
            Memerlukan masa memohon petunjukNYA
Tlah lama tak bersimpuh dalam masa menjelang fajar
Inikah akibat terlena dunia, yang ternyata menipu
Keindahan pandangan belum tentu kebaikan memandang
Keindahan bersuara belum masanya terlihat untuk berlaku
            Saksikan nanti kepastian pada janjiNYA
            Seusai bermohon petunjuk kehidupan lebih baik
            Tiada perlu memaksa logika untuk memastikan
            Tiba masa sabar akan menjawab kata tanya janji
210215,, 08.31

Salah langkah, mata bengkak

Bukan Gerhana

Berteduh dalam pohon rindang
Tiada perlu masa dalam berlama-lama
Namun adanya makna meyakinkan hati
Masa berjalan bersuara tanpa sepi
            Ketika memaksa keinginan menemui pelangi
            Berbaik sangkalah jika masa belum memenuhi
            Bukan tidak menginginkan hanya masa demi kebaikan
            Pastilah hadir pelangi seusai hujan bukan gerimis tenang
Dalam ikatan bunga menebarkan haruman
Tiada dihiraukan duri dalam genggaman
Inikah makna disetiap pengorbanan yang ditempuhi
Hingga memampukan raga untuk bersama menepi
            Tidakkah bertanya apa suara nurani
            Terdalam menyimpan kulurusan hati dalam damai
            Agar tercapai keinginan berkekalan hingga nanti
            Menuju kebaikan jalan Cahaya  Illahi
Bukan terlerai bukan terpisah bukan terdiam
Hanya merangkai damai bersama senyuman
Perbedaan akan selalu ada dalam menambah keindahan
Warna tak selalu satu namun tetap indah dipandangan
            Baiklah..baik.. bagaimana sekarang bergantung cuaca
            Bersama musim yang sering berolah kata
            Bukan hal biasa jika mampu menghadirkan hujan
            Seketikanya,,, memunculkan halilintar
Bagaimana jiwa tidak bergejolak mendengarnya
Walau telah terbiasa mendengar masih merasa lara
Mengapa?? Mengapa harus memaksa?? Mengapa harus dipenuhi??
Bagaikan putih menghitam, kata tanya yang menekan syaraf pikir
            Telah tertutupkah pintu menuju kebahagiaan
            Jawabnya tidak  jika kuat niatan yang dimiliki hati
            Dalam menjaga yang bukan sekedar menjaga
            Tetapi menghayati benar arti kata menjaga diri dan nurani
Tiada berlebihan jika nyatakan satu yang diimpikan
Mahligai bersama berlambangkan ketulusan hati putih
070215,, 08.59
Tiada perlu gerhana,, ketika memandang keindahan


Cermin

            Harus berbicara apalagi kali ini? Bibir terasa beku dan jemari terasa kaku merasakan kecewa.
            Lalu kecewa pada siapa? Bertanya pada senja. Entahlah seolah menjawab dengan perubahan langit yang membiru.
Sebenarnya kamu sudah mengetahui jawabannya awan. Tetapi,, hanya saja keberadaan angin yang memaksamu untuk tunduk mengikutinya ke arah hitam.
Lalu apa yang bisa kamu lakukan? Tidak ada kan?
Yaa memang tidak akan pernah ada habisnya awan. Selama kamu masih memandang langit tanpa memperteguh keyakinanmu, kamu bisa hancur. Percayalah!!!!

Bersyukurlah kali ini ada peringatan yang diberikan lagi dari lingkungan.
Pada hakikatnya manusia ataupun kita hanyalah makhluk lemah tanpa kuasaNYA.
Apa maksudmu??
Bukankah kamu sudah sering membaca pada lembar suci itu. Sekali lagi, kamu sebenarnya sudah mengetahui awan. Hanya keberadaanmu sering terkalahkan dengan keberadaan angin yang memaksamu untuk tunduk.
Baiklah sekarang kita bicara dengan tenang dan berfikir.
Apa yang kamu rasakan ketika memandang langit dengan senyuman mentari?
Emm….merasa silau dengan sinarnya.
Lalu apa yang kamu rasakan ketika kamu hanya berdiri menikmati sentuhan mentari walaupun jarak bermil-mil?
Emm…. Merasa hangat dengan sinarnya.
Coba sekarang maknai dan pahami! Bisakah??

Hmm…baiklah, apa yang dilakukan ketika silau? Emm…menutupi pandangan dan menghindari.
Lalu apa yang dilakukan ketika merasa hangat? Yaa..tetap ditempat dan menikmatinyalah J
Berarti tidak perlu jarak dekat yaa untuk merasa hangat? Benar awan. Jika kamu berada dijarak dekat kamu pasti terbakar hilang menguap akibat panasnya. Berarti kamu paham maksudku. J

Baiklah sekarang kita bicara tentang hitam dan putih. Yaelahhh...bosan, pasti hasilnya sama saja alias nihil. Sudah berapa tahun kita bicara ini tapi tidak ada hasilnya. Jadi percuma saja dan buang-buang waktu.
Tunggu dulu kamu masih punya nurani ngak? Masihlah..meskipun hidup diangkasa masih punyalah. Kenapa tanya-tanya? Karena aku merasa tidak ada perubahan pergerakan keberadaanmu menuju kearah kebaikan alias blurr ‘jangan marah yaa aku hanya mengingatkan’.
Baiklah..terimakasih kritiknya J. Sekarang alasan apa yang membuat kamu berkata demikian padaku?
Hampir setiap hari kan aku melihat dan mengamatimu meskipun dari kejauhan, ketika kamu silau dengan mentari. Lalu? Disitu perubahannya, tidak signifikan sihh tapi terasa. Emm…berarti kamu menyalahkan silau? Bukan..aku tidak menyalahkannya. Tetapi pergerakan keberadaanmu karena hembusan angin atau silau yang mempengaruhinya dan membuatmu terkadang buta pada kebahagiaan sesaat. Apa maksudmu sesaat? Sekali lagi aku bilang, sebenarnya kamu telah mengetahui jawabannya awan.

Bukankah sudah lama kamu berniat dan mempelajari lembar suci itu awan? Masih seringkah kamu membuka dan mempelajarinya? Atau justru semakin berkurang niat dan keilmuan yang pernah kamu pelajari dahulu? Jawablah jujur awan!! Kenapa diam?????
Kali ini aku bilang, sebenarnya kamu sudah mengetahui jawabannya senja L
Ingatlah kamu bukan apa-apa tanpa kuasaNYA.
Lalu kenapa begitu mudahnya kamu berjanji dan mengingkarinya????????????????  Tetetaapiiiiiii itu bukan kesalahanku semuanya.
Lalu siapa lagi?? Sudahlah tidak perlu kamu melibatkan yang lainnya untuk menutupi kesalahanmu. Pertanggungjawabkanlah sendiri.

Kali ini…aku tidak akan banyak bicara untuk menjelaskan. Kita sudah sama-sama diberikan kesempatan untuk melihat dan menganalisa dari setiap peristiwa yang ditunjukkanNYA agar dapat memperbaikinya kedepan.
Kamu tentu sudah mengetahui dan bisa merasakan kegelisahan atas kamu sendiri.
Nurani tidak akan diam awan, ketika apa yang berlaku tidak sesuai dengan nurani, dia pasti mengingatkan menuju kebaikan ‘alarm’. Ikutilah!!!!
Saran yang bisa aku berikan,, jagalah nuranimu awan lebih kuatkan lagi dan jangan berjanji padaNYA jika kamu tidak benar benar mampu untuk melakukannya, serta jangan memperdebatkan/ berbicara lagi dengan angin ataupun silau tentang menuju kebaikan. Lakukan untuk kamu sendiri dahulu awan.
Percayalah semua akan ada sebab akibat dan berdampak pada nuranimu.

Semoga di tahun yang baru ini kita semakin dan selalu menuju kearah kebaikan dan bermanfaat bagi semesta.

Aamiin… Terimakasih senja telah mengingatkan dan berbagi waktu denganku.
Semoga kita bisa bersama lagi menikmati perpindahan mentari menuju malam dan berbincang untuk mengingatkan.

See you…

7115,,17.09
Memandang langit senja